Plt Direktur RSJD Sambang Lihum, Berkatullah saat diwawancara awak media.(Join Kalsel/Eka Purwasih)
Martapura, joinkalsel.id - Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sambang Lihum milik Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel), memiliki layanan inovasi unggulan yang diberi nama Sambang Lihum Keliling atau yang familiar disebut Saliling.
Plt Direktur RSJD Sambang Lihum, H. Berkatullah, SKM.,MM mengungkapkan, Saliling sudah diluncurkan sejak lima tahun lalu dan terbukti sangat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan masalah kejiwaan.
"Kami siap menjemput masyarakat yang mengalami gangguan jiwa untuk dibawa berobat ke Sambang Lihum. Kita punya tiga unit ambulan yang siap menjemput didampingi dokter, perawat dan petugas keamanan," ujar Berkatullah kepada joinkalsel.id, Sabtu (9/4).
Dia beberkan, selain menjemput, Saliling juga siap mengantar pasein yang sudah sembuh kembali ke keluarganya. "Kami juga berkoordinasi dengan Puskesmas melakukan edukasi kepada keluarga pasein dan masyarakat. Saliling inovasi satu satunya yang ada di Indonesia dan menjadi kebanggan banua," ucapnya.
Berkatullah mengatakan, Saliling diluncurkan juga untuk membatu pemerintah dalam mengurangi kasus pasung pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dalam program bebas pasung. Inovasi ini juga akan diikutkan pada lomba kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2022 yang diadakan KEMENPAN-RB.
"ODGJ yang dipasung di Kalsel jumlahnya terus berkurang. Kita terus lakukan edukasi kepada masyarakat bahwa memasung ODGJ bukan menyelesaikan masalah namun menambah masalah. Kita kerjasama dengan berbagai pihak, kami jemput, obati, mengantar kalau sudah sembuh dan berikan edukasi kepada keluarga pasein," urainya.
Berkatullah memastikan, semua layanan yang diberikan melalui inovasi Saliling tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
Kenapa masih ada kasus pasung pada ODGJ, menurut Berkatullah, faktor utama penyebabnya adalah ketidaktahuan. Keluarga pasein beranggapan berobat ke RSJ itu memerlukan biaya yang besar. "Padahal berobat gratis. Jadi kalau ada keluarganya yang perlu perawatan, segera beritahu petugas Puskesmas dan kami siap menjemput," cetusnya.
Berkatullah menyebut, dalam kurun waktu lima tahun, Saliling sudah menjemput ratusan ODGJ untuk dirawat. "Puluhan yang kami jemput merupakan ODGJ yang dipasung keluarganya. Ini membuat kita prihatin," ujarnya.
Setelah menjalani perawatan 25 hari, ungkap Berkatullah, DDGJ sudah bisa pulih kembali dan selanjutnya diantar ke pihak keluarga. "Kendala hanya satu, kalau putus minum obat, maka akan kambuh. Jadi peran keluarga sangat penting dalam memperhatikan ketersediaan obat yang bisa diambil di Puskesmas terdekat," katanya.
Dalam makakukan perawatan ODGJ, terang Berkatullah, RSJD Sambang Lihum mempunyai 25 dokter. Delapan dokter spesialis jiwa dan 17 dokter umum.
Join Kalsel/Eka Purwasih