Direktur PT Bangun Banua, Bayu Budjang dan Direktur PT PCL Habib Ali Al Ahdal foto bersama usai penandatanganan kerjasama.(joinkalsel.id- ist)
Banjarbaru, joinkalsel.id - Banjir besar yang melanda sebagian besar wilayah Kalsel pada pertengahan Januari 2021 lalu, faktor penyebabnya tidak terlepas dari masifnya alih fungsi lahan yang terus terjadi di Banua.
Fakta tersaji didepan mata, banyak lahan resapan air dan persawahan kini beralih fungsi menjadi perumahan dan pergudangan terutama di daerah pinggiran Kota Banjarmasin, sebagian wilayah di Kabupaten Banjar seperti Gambut, Kertak Hanyar dan Sungai Tabuk. Alih fungsi lahan juga terus terjadi di wilayah Kabupaten Barito Kuala seperti di Handil Bakti dan Mandastana.
Alih fungsi lahan yang terus terjadi tidak lepas dari lemahnya pengawasan dari pihak terkait. Ditambah lagi mudahnya pihak developer untuk mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
Bahkan, kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman sempat khawatir suatu saat nanti, kalau terus dibiarkan, lahan persawahan akan terus menyusut dan makin berkurang sehingga reputasi Kalsel di tingkat nasional sebagai provinsi penyangga pangan akan memudar.
"Tidak mudah lahan persawahan dijadikan perumahan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi developer, diantaranya harus mengganti lahan yang dialihfungsikan seluas empat kali lipat dari lahan yang dibeli," ujarnya.
Namun kenyataannya, beber Syamsir, aturan itu hanya ada di atas kertas dan alih fungsi lahan terus saja terjadi.
Melihat fenomena tersebut, PT Pelaihari Cipta Laksana, salahsatu developer ternama di Kalsel dan BUMD PT Bangun Banua berniat akan mengembangkan perumahan vertikal atau apartemen di Kota Banjarbaru.
Direktur PT PCL, Habib Ali Al Ahdal secara khusus kepada joinkalsel.id mengungkapkan, apartemen yang akan dibangun dikhususkan untuk anak muda atau kaum milenial.
Untuk menggolkan rencana tersebut, PT PCL sudah melakukan MoU dengan PT Bangun Banua yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Provinsi Kalsel.
"Kami akan membangunan apartemen yang berkualitas namun terjangkau buat kalangan mahasiswa dan milineal, yang akan dijual mulai dari harga Rp150 juta atau ansuran KPA berkisar kurang lebih Rp1,5 juta perbulan," ujar Habib Ali.
Konsep tersebut, beber Ali, dibuat mengingat saat ini daerah Kalsel rawan banjir dan hal tersebut tidak lepas dari banyaknya pembangunan di lahan rawa yang harusnya menjadi daerah resapan dan pertanian.
"Jika lahan keras di daerah Banjarbaru kita bangun dengan konsep ke atas, maka kita bisa mengirit kawasan lahan keras tersebut, daripada selalu dibangun rumah tapak yang membutuhkan lahan yang luas, dimana konsep apartemen yang menyatu dengan mall tersebut diharapkan sebagai pilot projek dan merubah pola pikir developer agar tidak selalu membangun rumah tapak, apalagi Banjarbaru di harapakan sebagai kota metropolis yang merupakan kota transit, kota pendidikan dan kota administrasi," bebernya.
Habib Ali berujar, terobosan pembangunan perumahan berkonsep apartemen tersebut merupakan sumbangsih pemikiran Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang ingin membuat kemajuan bagi Kalimantan Selatan dibidang pembangunan dan yang akan menjadi penyangga ibukota baru.
"Gagasan tersebut terwujud karena Paman Birin atau bapak Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang selalu mengutamakan dan memikirkan kemajuan Kalimantan Selatan di bidang pembangunan," ujarnya.
Tim joinkalsel.id